informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Jangan Menangis Brasil

Oleh: Ahmad Dahlan
Walikota Batam
OPINI ANDA - Piala Dunia 2014 di Brasil tahun ini sungguh fantastis. termasuk bagi orang Indonesia. Berjalan di bulan suci Ramadan, tatkala umat Islam menjalankan ibadah puasa. Jadwal pertandingan pada umumnya lewat tengah malam, saat bangun untuk sahur. Pada waktu-waktu itu pula pertandingan sepakbola piala dunia sedang seru-serunya. Jadi sahur sekalian nonton bola.

Di tengah-tengah berlangsungnya Piala Dunia, kita juga melaksanakan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang sudah lama dinanti oleh rakyat Indonesia. Pesta demokrasi ini menjadi sangat penting karena Presiden SBY tidak bisa maju lagi. Dan dua kandidat sama-sama berharap dan optimis dialah yang akan keluar sebagai pemenang. Dan kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke tujuh.

Pagi itu, Rabu tanggal 9 Juli 2014. Setelah menyaksikan adu tehnik dan mental antara Belanda dan Argentina di semi final, yang diperpanjang dua kali lima belas menit dan kemudian harus adu pinalti, saya kira banyak petugas Tempat Pemungutan suara (TPS) yang setelah nonton bola, tidak tidur lagi. Mereka langsung ke tempat bertugas di TPS masing-masing mengurusi surat dan kotak suara.
Setelah mencoblos di TPS dekat tempat tinggal kami, saya bersama para anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), dulu disebut Muspida, berkeliling meninjau secara acak ke beberapa TPS di Batam. Saya tidak heran melihat beberapa pemilih yang bermuka sembab. Ini pasti tadi malam pasti begadang sampai pagi, dan belum sempat tidur.

Di mana-mana topik obrolan pagi itu di TPS umumnya ada dua, siapa bakal jadi Presiden Indonesia, Prabowo atau Jokowi. Topik lain siapa yang bakal jadi juara dunia. Apakah Argentina yang dengan susah payah mengalahkan Belanda, 4 – 2  atau Jerman yang sebelumnya menggunduli Brazil, 7 – 1.

Ya Brazil. Prestasi Brasil dalam perjalanan sejarah Piala Dunia selama ini cukup cemerlang. Beberapa dekade lalu Pele dan kawan-kawan adalah pemain dan sekaligus legenda hidup, yang menciptakan kecemerlangan tersebut. Belum lagi kiprah Brasil dalam bebagai even sepak bola tingkat dunia. Begitu juga pemain-pemain mereka yang telah mengukir prestasi yang luar biasa. Sejumlah bintang Brasil bertebaran di club elit Eropa. Pokoknya Brasil sudah sangat identik dengan bola. Bicara Brasil adalah bicara bola. Bahkan ada yang bilang tanpa bola, orang Brasil tidak bisa bernafas.

Namun nasib Brasil kali ini kurang beruntung. Betul sekarang ini Brasil tidak memiliki bintang besar, yang secemerlang senior mereka misalnya Pele pada zamannya, Ronaldo, kemudian Ronaldinho atau bintang-bintang lain.

Tapi apakah dengan demikian Brasil yang adalah tuan rumah Piala Dunia akan terpuruk seperti itu selamanya? Pada waktu pertandingan untuk menentukan juara tiga dan empat melawan Belanda pada Minggu subuh 13/7/2014, di menit ketiga saja Tim Samba ini sudah tertinggal, 0-1. Bahkan sebelum jeda, Belanda sudah unggul, 2-0. Tak sebiji golpun yang dicetak oleh Tim Brazil. Karena itu pada babak kedua adalah kesempatan terakhir, pasti seluruh orang Brasil masih memiliki secercah harapan akan menciptakan gol ke gawang Belanda. Bukan lagi untuk memenangkan laga ini, tapi paling tidak sebagai pelipur lara. Mendamba seteguk air di tengah gurus pasir yang tandus. Tragis, di menit ke 90 malah si Georginio Wijnaldum gelandang menyerang Belanda yang justru menghempaskan harapan terakhir rakyat Brasil tersebut, 3-0.

Banyak kawan-kawan para pengamat bola menyimpulkan hal ini lebih disebabkan  karena Neymar Da Silva tidak bermain karena cedera. Sedikit banyak kita bisa menerima alasan tersebut, walaupun saya tidak setuju sepenuhnya karena Neymar buka type pemain di pertahanan. Dia adalah striker sekaligus penyerang. Akan tetapi jika alasan kebobolan demi kebobolan itu disebabkan karena absennya Thiago Da Silva yang terkena akumulasi kartu kuning, rasanya itu lebih realistis, sebab Thiago memang pemain belakang.
Pada akhirnya kita harus mengakui bahwa memang pertahanan skuad Brasil kurang prima dan mudah di robek. Juga Brasil sudah lama tidak memiliki seorang real superstar. Ini juga dibuktikan dengan perjalanan mereka sejak babak penyisihan grup benua Amerika menuju enam belas besar. Begitu juga halnya tatkala berjuang untuk masuk ke semi final, tidak ada skor untuk Brasil yang mencengangkan, untuk tidak tidak dikatakan terseok-seok.

Tapi kawan, jangan khawatir. Tahun 2018 kembali akan digelar Piala Dunia Sepakbola. Empat tahun adalah rentang waktu yang cukup untuk membangun squad Brasil yang tangguh dan cemerlang kelak di Rusia, tempat ajang Piala Dunia selanjutnya akan dihelat. Presiden Putin sudah menyatakan, sungguhpun saat ini sedang ada gejolak Ukraina, namun dia menjamin Piala Dunia 2018 akan berjalan sesuai rencana. Brazil, tunjukkan tajimu di negeri Beruang Merah nanti.

Tahun 2004 ketika masih di Otorita Batam saya pernah berkunjung Brazil, tepatnya di kota Sao Paulo. Waktu itu bersama KH Azhari Abbas yang sekarang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepri serta KH Usman Ahmad Ketua MUI Kota Batam, Lho? Kok para Kiai ke Brazil, apakah mau nonton bola? Agenda utama kunjungan tersebut adalah untuk meninjau tata cara penyembelihan hewan yaitu sapi dan ayam untuk menjamin kehalalannya yang akan di ekspor ke negara-negara Islam, termasuk yang ke Batam. Turut serta dalam rombongan Ustaz H. Hanif Ketua Lembaga Pengkajian Makanan, Minuman dan Kosmetik MUI Kota Batam serta Bung Sukono Tenaga Tehnis Karantina Hewan Batam. Waktu itu di Batam muncul pertanyaan dari masyarakat akan hal tersebut. Hasilnya adalah Association of Moslem Brazilian (AMB) adalah lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Brasil untuk merekomendasikan halal atau tidak daging yang akan diekspor tersebut. Setelah mengadakan peninjauan lapangan dan diskusi dengan pihak AMB, ternyata telah memenuhi kaedah Syariat Islam. Petugas pemotong hewan di Brasil umumnya berasal dari negara-negara Islam seperti Pakistan, Bangladesh dan beberapa negara Afrika.

Kembali ke urusan bola. Orang Brasil memang gila bola. Dimana-mana orang bermain bola, baik orang dewasa, lebih-lebih para remaja, bahkan anak-anak. Tidak mesti di lapangan, di mana ada ruang disitu mereka bermain bola. Di halaman gereja, di samping sekolah, di depan kantor dan pertokoan dan lain-lain. Pokoknya ada lapak, mereka main bola.

Pada minggu petang yang cerah menjelang kepulangan kami ke tanah air, saya heran. kota Sao Paulo tiba-tiba terasa sepi. Jalan-jalan lengang. Hampir semua toko tutup, termasuk kedai makan dan cafe. Bahkan petugas hotelpun sebagian minta izin. Apa yang terjadi? Rupanya petang itu sedang berlangsung pertandingan antara Club Sao Paulo dengan Club dari Rio de Janeiro. Mereka tumpah ruah ke lapangan.

Jadi sungguhpun di piala dunia kali ini Brasil kurang beruntung, jangan khawatir. Tim Samba kesayangan anda tak lama akan bangkit kembali. Tak perlu meratapi kekalahan yang menyesakkan itu. Don’t Cry for Brasil *** Dapatkan Opini Anda secera lengkap di Batampos



@



1 komentar - Skip ke Kotak Komentar

Anonim mengatakan...

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL.alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Jangan Menangis Brasil