informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Membangun Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam

Oleh Umar Natuna
Salah satu kesepakatan dalam Seminar dan Silaturahmi Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam ( PTI) tanggal 19-20 Desember 2013 di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang dihadiri oleh sebagian besar Perguruan Tinggi Islam baik negeri maupun swasta adalah mendeklerasikan petisi membangun jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam.  Petisi ini didasarkan atas semakin banyaknya koleksi, informasi dan beragamnya kualitas Perpustakaan  perguruan Tinggi Islam –yang hanya dinikmati secara terbatas oleh perguruan Tinggi masing-masing. Di sisi lain, banyak Perguruan Tinggi Islam yang memerlukan berbagai koleksi, leteratur dan informasi dalam upaya meningkatkan kualitas perguruan tinggi masing-masing.

Kenyataan demikian dirasakan kurang bermakna strategis bagi penguatan dan pengembangan keilmuan itu sendiri. Oleh karenanya disepakati agar masing-masing Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam untuk dapat saling berkerjasama dalam memanfaatkan berbagai leterlatur, koleksi, langganan jurnal dan pengembangan perpustakaan digital. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan Perguruan tinggi yang sudah maju dapat membantu mengembangkan Perguruan Tinggi yang belum berkembang. Dana sebaliknya, Perguruan tinggi yang baru berkembang akan dapat melakukan percepatan dengan adanya jaringan kerjasama tersebut.

Letak Urgensinya

Kalau kita cermati bahwa upaya membangun jaringan perpstakaan antara Perguruan Tinggi Islam sangat terbuka lebar. Letak urgensinya antara lain;  Pertama, adanya kesamaan Jurusan, Program Studi dan kajian keilmuan dari masing-masing PTI itu sendiri. Hal ini merupakan modal sosial, dalam upaya membangun kerjasama. Dengan adanya kesamaan ini akan lebih mudah tercapai berbagai tujuan dan kepentingan dalam upaya mengembangkan Perguruan Tinggi dan keilmuan Islam itu sendiri. Kedua,  berbagai distorsi tentang Islam yang selama ini seringkali terjadi akibat semakin meluasnya kajian keislaman yang dilakukan kaum orientalis telah memberikan suatu stigma dan citra tersendiri tentang Islam. Islam seringkali dianggap tidak memiliki akar dan etos intelektual, Islam yang jauh dari pusatnya Mekah dianggap Islam pinggiran dan seterusnya.
Distorsi tentang Islam ini harus segera dijawab dengan menyebarkan berbagai informasi, hasil penelitian, kajian dan sandingan leteratur yang lengkap dan utuh tentang Islam. Dan Perguruan Tinggi Islam sangat berkepantingan akan hal tersebut, karena kajian keilmuan di perguruan tinggi Islam adalah kajian ilmu-ilmu keislaman yang konprehensif. Yang dalam artian, hasil kajiannya bukan hanya untk kepentingan keilmuan semata, sebagaimana kaum orientalis mengkaji Islam, melainkan juga Islam harus diamalkan dalam realitas kehidupan nyata. Dalam konteks ini, Perguruan Tinggi Islam perlu membangun jaringan kerjasama dalam tata informasi keislaman dan tata informasi keilmuan, sehingga Islam dapat dipahami secara konprehensif. Dengan adanya pemahaman Islam yang konrehensif, maka Islam akan dapat menjadi kiblat paradigma keilmuan dan amal.

Ketiga, sebagaimana ditulis oleh Has-Dieter Evers dari Universitas Of Bonn Germany, sebagaimana dikutif oleh Prof.Dr. H. Edy Suandi Hamid dalam makalah seminarnya, mengemukakan bahwa Knowledge indeks pengetahuan Indonesia baru mencapaikan 1, 518; Malaysia, 2, 645; Korea Selatan 4,053; Jerman 4,614 dan belanda 4,777. Itu artinya tingkat pemerataan pengetahuan di Indonesia masih jauh ketinggalan. Karena itu, diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan pemerataan pengetahuan warganya agar Indonesia tidak mengalami ketertinggalan dengan negara maju lainnya.

Keempat, rendahnya indeks pengetahuan warga bangsa kita tentu akan menimbulkan kesenjangan intelektual ( intelektual gap). Kesenjangan intelektual akan melahirkan kemandekan peradaban. Sebab tumbuh dan berkembangya suatu peradaban bangsa akan dilihat dari sejauhmana penguasaa dan akses informasi yang didapatkan warganya. Dalam konteka ini adanya kerjasama dalam perpustakaan terutama di kalangan Perguruan Tinggi Islam akan lebih memudahkan proses perluasas akses dalam memperoleh informasi dan pengetahuan.

Manfaat

Adanya kerjasama dalam jaringan perpustakaan di kalangan perguruan tinggi Islam akan dapat lebih memudahkan bagi percepatan penyebaran tata informasi, nilai-nilai keislaman dan terhindar dari kejenuhan informasi akibat keterbatasan koleksi, leterlatur dan jurnal yang berkualitas. Karenanya, kerjasama perpustakaan antar Perguruan tinggi Islam akan bermanfaat, terutama: Pertama,  dalam menjawab kesenjangan intelektual dan keilmuan antara Perguruan tinggi Islam itu sendiri. Sebab dengan ada jaringan kerjasama, maka persoalan kekurangan leterlatur, koleksi, jurnal, hasil penelitian akan dapat terjawab. Jika persoalan database konten , jurnal, dan jaringan SDM dapat diatasi maka tentu upaya peningkatan kualitas, perluasan akses dan penyebaran tata informasi akan terjadi.

Kedua, dapat meningkatkan keunggulan kompetitip mahasiswa di tingkat global. Dengan adanya kerjasama, maka masing-masing mahasiswa antara Perguruan Tinggi Islam akan  terpacu untuk melakukan kelaborasi informasi, leteratur dan keilmuan.  Jika ini dapat terwujud, maka akan dapat proses transformasi informasi , pengetahuan, sikal dan mental yang berimbang antara Perguruan Tinggi Islam, maka kualitas akan semakin merata di setiap wilayah.

Ketiga, akan mempermudah bagi civitas akademika masing-masing Perguruan Tinggi Islam untuk mengakses konten dalam Perpustakaan masing-masing. Selain itu akan dapat menghindari terjadinya  budaya penciplakan, atau plagiat karena masing-masing informasi yang ada  seperti tesis, skripsi, disertasi, jurnal akan tersebar di masing-masing perguruan tinggi dan dunia. Dengan demikian proses selektivitas dan kroscek terhadap konten perpustakaan akan dapat dilakukan secara simultan.

Tantangan

Untuk mewujudkan jaringan kerjasama ini memang tidak mudah. Salah satu Tantangan untuk mewujudkan jaringan perpustakaan antar perguruan tinggi Islam adalah bagaimana mengubah ego masing-masing perguruan tinggi itu sendiri, untuk mau berbagi dan melakukan pemberdayaan terhadap perguruan tinggi yang baru berkembang. Hal ini tentu akan teratasi jika dilakukan komunikasi yang terus menerus dan adanya saling memahami akan kepentingan jangka panjang-yakni memajukan Islam itu sendiri. Inilah yang harus direnungkan-agar gagasan untuk membangunan jaringan perpustakaan perguruan tinggi Islam ini menjadi kenyataan. Semoga! Batampos ***



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Membangun Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam