informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

GAS ELPIJI LANGKA, WARGA BATAM BERALIH KE MINYAK TANAH

BATAM HARI INI – Elpiji bersubsidi tiga kilogram di Batam semakin langka hingga Minggu (12/1). Hampir di semua pangkalan dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) hanya menyisakan tabung kosong. Beberapa warga pun akhirnya memilih menggunakan minyak tanah untuk memasak dengan biaya yang jauh lebih mahal.
KomporLina, warga Perumahan Aster Raya, Batuaji, mengaku sudah berkeliling ke semua SPBU dan pangkalan, tetapi tak kunjung menemukan gas melon tersebut.
”Sudah semua saya kelilingi. Tapi tak ada juga. Daripada tak masak, lebih baik pakai minyak tanah,” ucapnya.
Menurut Lina, kelangkaan gas ini sudah terjadi sejak Desember lalu.
Dari pantauan Batam Pos, hampir di semua SPBU tidak ada lagi gas melon tersebut. Misalnya di SPBU Simpang Tobing Batuaji, SPBU depan Genta III Batuaji, SPBU samping Top 100 Tembesi, SPBU Pandan Wangi, SPBU depan Samsat Batam Center, SPBU simpang Ocarina, dan sejumlah SPBU lainnya.
Masdianto, Supervisor SPBU depan Samsat, mengatakan bahwa kelangkaan gas ini sudah lama terjadi. Ia mengaku bahwa di SPBU tempatnya bekerja, warga bolak-balik bertanya untuk membeli gas elpiji 3 Kg ini. ”Kasihan warga sudah bolak-balik datang ke sini. Tapi apa mau kami kasih, gasnya sudah tidak ada,” terangnya.
Dia mengatakan kelangkaan gas ini terjadi karena pihak agen mengurangi kuota hingga 70 persen. Padahal sebelumnya, kata dia, mendapat jatah dari agen sebanyak 40 tabung per hari atau sekitar 280 tabung per minggu. Tetapi akhir-akhir ini pihak agen hanya mengirim tabung dua kali seminggu.
”Dulu setiap hari dikirim, sekarang hanya dua kali dalam seminggu. Ini sudah beberapa kali kosong. Kalaupun ada sudah langsung diserbu warga dan langsung habis,” ucapnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Muhammad Musofa menduga pendistribusian gas elpiji di Batam ini kemungkinan besar sarat penyelewengan. ”Kami akan segera panggil Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, red), Pertamina, dan pihak terkait lainnya. Kami menilai pengawasan dari mereka sangat minim,” kata Musofa.
Musofa mengatakan, Disperindag tidak serius dalam mengawasi pendistribusian. Terlebih kelangkaan serupa hampir terjadi setiap tahunnya. Menurutnya, penyebab utama langkaan karena adanya spekulan yang menyelewengkan gas tersebut.
Salah satu langkah yang harus dilakukan Pertamina dan Disperindag adalah dengan mengatur dan menempatkan pangkalan yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan gas tersebut sampai dari pihak agen ke pangkalan.
”Di sini masyarakat yang jadi korban. Kalau ini tidak segera diatasi maka ada kemungkinan akan berpengaruh terhadap harga-harga lainnya, khususnya produksi UMKM yang menggunakan gas elpiji,” tambahnya.
Kepala Disperindag ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad yang dihubungi melalui melalui telepon selulernya tidak menjawab. Demikian juga ketika akan dimintai konfirmasi terkait langkanya gas elpiji 3 kg melalui pesan singkat atau SMS, juga tidak memberikan jawaban. 



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

GAS ELPIJI LANGKA, WARGA BATAM BERALIH KE MINYAK TANAH