BATAM HARI INI - Kelangkaan gas melon (elpiji 3 kilogram) bersubsidi masih melanda wilayah Batuaji hingga Minggu (19/1). Meski pihak Pertamina menegaskan sudah ada penambahan kuota gas melon sebanyak 560 tabung setiap kecamatan, namun kenyataannya di sejumlah pangkalan masih memasang tulisan “gas habis”.
Bahkan, warga setempat juga masih berkeliling mencari gas dengan mengendarai sepeda motornya. Mereka kesal setelah tiba di pangkalan, pemilik pangkalan langsung menyatakan kalau gas yang dijualnya lagi kosong.
Pantauan Batam Pos di daerah Batuaji, kelangkaan gas melon masih terjadi di sejumlah daerah Batuaji, antara lain di Perumahan Sawang Permai dan Perumahan Pemda.
Kesulitan itu dirasakan oleh Darmo, warga Batuaji. Ia mengaku beberapa hari terakhir merasakan sulit memperoleh elpiji ukuran 3 kilogram. Padahal rumahnya tidak jauh dari pangkalan elpiji, sehingga bila ada pasokan elpiji datang dia bisa cepat mengetahui.
‘’Katanya sudah ada tambahan gas melon ini, tapi nyatanya warga masih kesulitan mencarinya. Tapi saya tak bisa berbuat apa-apa, sudah usaha mencari tapi tak dapat. Padahal kebutuhan untuk mendapatkan elpiji sangat mendesak,’’ katanya saat membawa tabung kosong sambil mengendarai sepeda motornya.
Sementara Moriza, salah satu pemilik pangkalan gas elpiji 3 kilogram mengakui sudah seminggu terakhir ini mengalami kehabisan gas. Ia hanya bersabar menunggu gas yang diantarkan agen PT Makmur Kasih Kurnia.
“Memang sudah seminggu ini gas habis, dan belum diantarkan. Tak tahu kenapa apa masalahnya. Namun setelah dihubungi agennya, agennya menyatakan koutanya dikurangi. Saya tak tahu apa alasan agen untuk mengurangi stoknya,” ujarnya.
Moriza mengaku, kini ia mendapat jatah sebanyak 60 tabung, tapi saat ini menjadi 30 tabung. Hal itu tentu saja sangat merugikan buat warganya yang berada di perumahan Pemda, Kecamatan Buliang.
“Biasanya kami butuh sebanyak 60 tabung, tapi kini menjadi 30 tabung. Alasan dari agen tak tau, saya cuma pasrah saja. Apalagi disini ada ratusan kepala keluarga,” keluhnya.
Sementara itu, sambung Moriza, ia juga merasa terintimidasi dengan pangkalan sekitarnya. Pasalnya, pangkalan yang berdekatan dengan miliknya, sehari agen bisa menurunkan 2 kali gas di pangkalan tersebut. Namun, dalam sekejap, pemilik pangkalan malah mengaku kehabisan, padahal warga sekitar perumahannya terbilang sepi.
“Tadi di sebelah agen 2 kali memasok gas ke pangkalannya, itu ada sekitar 2 ratusan gas melon. Tapi cuma sebentar langsung dikatakan habis, padahal orang belum banyak yang beli. Sementara saya cuma 30 tabung, dengan warga yang ratusan,” ujarnya.
Menurut Moriza, kelangkaan akan terus terjadi gimanapun cara mengatasinya. Sebab, setiap hari pangkalan akan bertambah banyak di Batuaji, sedangkan kuota gas yang didatangkan tak bertambah. Namun ia berharap dengan kebijakan Pemerintah pada bulan April mendatang dengan membagi setiap zona dengan satu agen akan mengurangi kelangkaan gas di wilayah Batuaji.
“Kemarin sudah ada perundingan dan akan dioperasikan pada bulan April mendatang. Setiap kelurahan akan datang 1 agen, otomatis itu membuat pembagian gas akan merata,” harapnya. (bp/yopi)
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten