BATAM (BP) – Taman Jodoh Boulevard di Tanjungpantun yang digadang bakal menjadi ikon Kota Batam kini tampak kotor dan makin semrawut. Pantauan Batam Pos (15/1), pedagang Kaki Lima (PK5) yang sebelumnya dipindahkan ke area di Tanjungpantun kini kembali berjualan di sepanjang pinggiran boulevard. Lapak-lapak jualan yang kosong dan berserak juga terlihat memenuhi badan taman boulevard. Beberapa bangku juga tampak tak terurus, sebagian rusak dan pudar warnanya.
Irman, salah satu PK5 yang berjualan kain di pinggiran Jodoh Boulevard mengaku, lebih senang berjualan di sana ketimbang di tempat relokasi di Tanjungpantun. Pasalnya, ongkos berjualan di sepanjang Boulevard dianggap lebih murah ketimbang tempat yang disediakan semula.
“Kalau di sana, sehari harus iuran Rp 19 ribu, kalau di sini cuma dipungut uang sampah Rp 2 ribu saja sehari,” katanya.
Dia juga mengaku nekat tetap berjualan di Boulevard karena tak ada yang melarang. Begitu juga, tak ada yang mengganggu jualannya.
“Gak ada kok dipalak preman, semua aman aja,” katanya.
Menurut pria yang rambutnya mulai beruban tersebut, dia dan kawan-kawannya tak digusur berjualan di Jodoh Boulevard karena saat ini momennya jelang Pemilu.
“Kalau jelang Pemilu itu aman, kan mereka (para politisi dan pengambil kebijakan, red) butuh kita,” katanya sembari tersenyum simpul.
Lurah Seijodoh, Imam Tohari mengatakan PKL yang berada di kawasan Jodoh Boulevard berjumlah sekitar 350 pedagang. Sebelumnya sempat ditertibkan dan diberikan tempat berjualan dengan harga lunak dan dicicil selama beberapa tahun oleh Pemko Batam.
Belum genap satu tahun sebagian besar pedagang malah kembali ke kawasan Jodoh Boulevard. Sedangkan tempat yang disediakan pemerintah dijual kembali kepada pedagang lainnya dengan harga yang lebih mahal. “Sekitar 80 persen pedagang yang ada di sini (Jodoh Boulevard) pernah ditertibkan. Sudah saya ingatkan, namun tetap saja kembali lagi ke sini,” ungkap Imam Tochari.(Batampos/hgt)
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten