BATAM HARI INI - Ratusan karyawan PT Sentek Indonesia, Kampung Becek, Sei Lekop, Sagulung tetap melakukan aksi mogok kerja di depan perusahaan itu, Kamis (16/1) pagi. Mereka menutup pintu gerbang perusahaan yang dijaga ketat sejumlah polisi.
Tindakan para karyawan tersebut membuat jengkel pihak perusahaan. Sejumlah preman menggunakan mobil sedan tiba di lokasi itu sekitar pukul 06.00 WIB. Mereka mencoba membuka pintu gerbang perusahaan yang ditutup para karyawan.
Aksi tersebut sempat memanas dan bahkan nyaris terlibat kontak fisik. Beruntung, polisi yang berjaga-jaga di sekitar lokasi berhasil melerai. Para preman yang diduga disewa pihak perusahaan kemudian pergi meninggalkan lokasi.
Para karyawan tersebut juga tetap memprotes kebijakan manajemen perusahaan yang mem-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara sepihak lima rekan mereka.
Ketua PUK PT Sentek Indonesia SPPJM (serikat pekerja perkapalan dan jasa Maritim) SPMI, Iwan Putra menyebutkan, demo yang mereka lakukan tidak anarkis. Apa pun alasannya mereka akan tetap melakukan demo di pintu gerbang perusahaan. Sebab, yang mereka tuntut hak-hak mereka sebagai pekerja. Untuk itu, pihak perusahaan tak perlu menyewa preman untuk meredam demontrasi ini.
" Kami ini bukan penjajah, kami berdiri disini hanya untuk meminta hak kami, jadi tak perlu ada preman, emang kami teroris apa?," tegasnya.
"Kami heran pak, masa ada seorang HRD yang tak kami kenal. Kami sudah 12 Tahun kerja diperusahaan ini, jadi tak ada yang kenal seorang HRDnya itu. Mungkin manajemennya menyewa HRDnya itu," katanya lagi.
Dikatakan dia, jika sampai batas waktu yang ditentukan tak itikad baik dari perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan ini, warga terpaksa melakukan pemblokiran jalan.
" Kalau tak ada itikad baik dari manajemennya, kami terpaksa memblokir pintu gerbangnya, kami tak takut lagi ribut. Semua preman, baik itu pihak Disnaker maupun pihak manajemennya, masa sudah kian hari masalah ini tidak ada hasilnya," tegasnya.
Dia juga mengatakan, memang didalam perusahaan ini masih banyak subkonnya yang terdiri dari, PT ISM (Indosakti Marine), PT BB (Bina Bersaudara), PT IKAT (Indah karya Teknik), PT BE (Batam Enggeering), PT PNJS.
Parahnya, subcon yang dalam kawasan perusahaan tersebut tidak ada safety first-nya. Tidak hanya itu, kesejahteraan buruh tak ada sama sekali. Contohnya, gaji tetap dibawah UMK, kemudian overtime kerja tak hidup dan sama rata semuanya.
Mekanisme PHK juga dianggap buruh melanggar ketentuan yang ada karena tidak melalui surat resmi melainkan hanya menempelkan nama-nama buruh yang di PHK di papan pengumuman di lokasi perusahaan.
Ratusan buruh juga terlihat memarkirkan motor dan kendaraan-kendaraan mereka di depan pintu perusahaan. Dalam tuntutannya, mereka meminta kelima rekannya yang permanen serta 29 karyawan lainnya kembali dipekerjakan. (Haluan Kepri / cw71).
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Warta Buruh
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten