Kendaraan Kian Menumpuk, Batam Terancam Macet Total |
BATAM NANTI - Tak berimbangnya luas jalan dengan kendaraan membuat kemacetan di Batam semakin parah. Di jam sibuk kemacetan bisa mencapai kiloan meter di berbagai lampu merah.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Batam, Zulhendri mengatakan kamacetan di batam akibat pertumbuhan kendaraan yang cukuf signifikan. Mencapai 2.700 unit kendaraan perbulannya. “Roda dua 2.000 kendaraan ditambah roda empat 700 unit perbulannya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Batam, Zulhendri.
Sayangnya angka pertumbuhan kendaraan itu tidak diimbangi dengan pembangunan infra struktur jalan. “Infrastruktur yang ada saat ini cukup untuk 460 ribu kendaraan saja. Sedangkan saat ini kendaraan hampir mencapai 800 ribu unit,” beber Zulhendri.
Hal itu diperparah dengan masuknya kendaraan khusus Batam, mobil tak bisa keluar. “Sehingga jumlah kendaraan semakin bertumpuk, tidak ada pembatasan” ungkap Zulhendri.
Laju kendaraan semakin pelan, hanya bisa mengunakan kecepatan dibawah 60 KM perjam. Padahal idealnya di jalan protokol 60 hingga 70 KM perjam. “Dari Tiban ke Batamcentre membutuhkan waktu yang cukup lama,” ungkapnya.
Bertumpuknya jumlah kendaraan, karena mudah dan gampang. Meskipun persentase uang muka dinaikan, tak mempengaruhi niat orang membeli. “Dulu penjual mobil hanya Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM), sekarang pemegang merek saja bisa menjual. Menawarkan kemudahan bahkan memberikan bonus yang menarik,” ucap Zulhendri.
Padahal di negara lain, penjualan kendaraan justeru dipersulit. Integrasi pembayaran pajak dan parkir yang mahal, harga kendaraan melambung, serta sistem yang mempersulit masyarakat untuk membeli. Solusinya memperbanyak kendaraan umum, sehingga kemacetan bisa diminalisir. “Di kita (Indonesia) justeru kebalikannya,” ungkapnya.
Namun Pemko Batam mengaku tak bisa berbuat banyak untuk menahan laju jumlah kendaraan. “Semuanya diatur oleh Pemerintah pusat, kita hanya bisa melakukan usulan agar ada pembatasan serta dilakukan pajak progresif kepada Provinsi, masyarakat yang mempunyai lebih dari satu kendaraan, bayar lebih mahal,” beber Zulhendri.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kepri, Muramis mengatakan bila tidak dicarikan solusinya kemacetan di Batam ibarat bom waktu. ” Dua hingga tingga tahun lagi Batam bisa seperti Jakarta, atau kota besar lainnya di Indonesia. Macet dimana-mana,” ungkap Muramis.
Mobil masuk dengan mudah, namun sulit untuk keluar, jalan tidak bertambah. “Ujungnya kemacetan,” ungkap Muramis.
Karena itu lanjut Muramis perlu ada solusi untuk mengatasi permsalahan ini, misalnya memberikan pajak mahal bagi kendaraan tua. Atau satu masuk kendaraan, satu keluar (one inn one out) bisa di crup atau lainnya, artinya jumlahnya tetap. “Seperti yang diberlakukan waktu lalu. Serta banyak sistem lainnya untuk membatasi kendaraan masuk,” beber Muramis.(bp/hgt)
@
Tagged @ Batam Nanti
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten