Sri Bintang Pamungkas |
Opini- Pelaksanaan Pemilu 2014 yang bakal berlangsung tidak lama lagi, diharapkan Sri Bintang Pamungkas, tokoh reformasi Indonesia, untuk ditiadakan atau ditunda terlebih dahulu. Pasalnya, pemilu kali ini adalah pemilu penentuan atau pertaruhan, dimana Republik ini bisa menjadi negara yang hebat atau menjadi kacau balau.
Gagal menolak pemilu tahun ini, katanya, Indonesia akan masuk atau terjun ke dalam kancah yang tidak bisa dibayangkan bagaimana rusaknya. Tidak hanya menyelesaikan masalah golput, tapi juga bagaimana menyelamatkan bangsa Indonesia mengelak dari pemilu.
"Kalau bisa pemilu ditunda. Kita perbaiki dulu mana yang tidak benar sesuai dengan cita-cita saat kemerdakaan 1945, baru setelah itu melaksankan pemilu yang benar dan baik," ungkap Sri Bintang kepada BATAMTODAY.COM, Senin (17/2/2014).
Melihat kondisi saat ini, menurutnya, partai itu seharusnya berisikan unggulan-unggulan calon pemimpin yang hebat dan berkualitas, bukan kumpulan orang kaya yang tidak tahu asal usul uangnya yang identik dengan "rampok" dan kumpulan "maling-maling".
Sebagai salah satu ikon yang terus menyuarakan golput, untuk Pemilu 2014 ini memilih netral dan memberikan pilihan. Jika pemilu terus berlanjut tanpa ada perbaikan terlebih dahulu dengan konsekuensi Indonesia semakin hancur. Atau memilih meniadakan pemilu dan memperbaiki keadaan terlebih dahulu demi mewujudkan Indonesia yang gemilang.
Jika pemilu masih dilakukan, golput akan selalu ada dan malahan akan semakin tinggi. "Pilihan saya tetap golput. Hanya saja saya ingin menggambarkan situasi Indonesia yang saat ini sangat bahaya sekali," ungkap mantan anggota parlemen di era Orde Baru ini.
Pemilu yang dilakukan selama ini, baik pemilihan presiden, gubernur, wali kota dan legislatif, menurutnya, tidak mewujudkan cita-cita yang tertuang dalam Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan pada tahun 1945 lalu.
"Untuk apa pemilu diadakan kalau tidak bisa mewujudkan cita-cita dan memiliki keinginan memperbaiki keadaan Indonesia sehingga lebih baik? Yang ada sekarang malah bobrok. Atau bahasa lainnya "brengsek"," tutur Sri Bintang.
Kata dia, 80 persen lebih anggota DPR dan DPRD mencalonkan diri kembali dalam pemilu. Hal itu dikarenakan para wakil rakyat ini membuat kebijakan dan undang-undang yang menguntungkan mereka, bukan menguntungkan rakyat.
"Apakah kita yakin pemilu kali ini bisa membawa negara ini mewujudkan cita-cita 45, sementara pemimpin di dalamnya tidak becus semua? Sekarang ini yang jadi pemimpin kita itu adalah para orang kaya dan mendirikan partai serta mencalonkan diri sebagai presiden. Jangan jadikan negara ini sebagai negara kumpulan orang kaya saja," kata Sri Bintang.
Selain itu, ia menjelaskan, timbulnya golput ini karena ada pembatasan partai yang berlaga dalam Pemilu 1971 saat kepemimpinan presiden Soeharto yang membolehkan hanya dua partai ikut berlaga dan ketiga ditambah dengan Golkar.
"Intinya lahirnya golput itu karena ada pembatasan. Kemudian pada tahun 1999 terjadi perubahan yang boleh mengikutsertakan 48 partai. Tapi tetap saja menurut saya ada pembatasan. Kenapa tidak diberikan kebebasan secara menyeluruh karena bertentangan dengan kemerdekaan," jelasnya lagi.
Editor: Dodo/Batamtoday
@
Tagged @ Politik.
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten