informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

SDN 004 Batuampar Kekurangan Ruang Kelas


SDN-004-Batuampar---f-wenny-(2)

BATAM HARI INI -- Kondisi di SD Negeri 004 Batuampar sudah tak memadai untuk para muridnya belajar. Setiap kelas mengalami tiga kali pergantian jam belajar. Dimulai pada pukul 07.00 WIB, kegiatan belajar mengajar itu baru akan berakhir pada pukul 21.00 WIB. Itu pun setelah mengalami pangkas-memangkas jam belajar. Dari yang seharusnya 35 menit menjadi 25 menit per satu jam pelajaran.
Seperti dialami Selin yang tak bisa langsung berlari ke kelasnya, Senin (17/2) siang itu. Bocah kelas III Sekolah Dasar (SD) itu mau tak mau harus berhenti di depan kelas. Kelas itu masih penuh siswa lainnya. Ia pun lalu bersenda-gurau bersama kawan lain di luar kelas hingga bel berdering tanda pelajaran usai.  ”Yang kelas III, ayo, baris dulu!” sahut seorang guru dari dalam ruangan yang ia tunggu.
Selin dan kawan-kawan sepermainannya langsung bangkit. Menyampirkan tas di pundak. Merapikan pakaian. Dan membentuk barisan tepat di depan pintu masuk kelas. Mereka akan tetap dalam posisi itu hingga seluruh siswa di dalam ruangan keluar. Ketika ruangan itu kosong, barulah mereka satu per satu masuk ke dalamnya.
SDN 004 Batuampar memiliki 1.049 siswa. Semuanya terbagi dalam 27 rombongan belajar (rombel). Maka setiap rombel akan memiliki 40-an siswa. Ini sudah melebihi batas atas penggunaan ruang kelas. Standarnya, satu ruang kelas diisi oleh 36 siswa.
”Mau bagaimana lagi? Kalau tak begitu yang lain tak bisa belajar,” kata Kepala SDN 004 Batuampar, Zainuddin, Senin (17/2).
”Kadang-kadang, ada satu meja dipakai tiga siswa,” tambahnya.
Masalahnya, SDN 004 ini tidak memiliki jumlah ruang kelas yang memadai. Dari setidaknya 27 ruang kelas, ia hanya memiliki 10 kelas. Itupun setelah merombak ruang inklusi, ruang belajar bagi siswa berkebutuhan khusus. Kelak, rumah tinggal guru di sana pun akan dirombak menjadi ruang kelas. Lumayan, ada dua rumah yang bisa dirombak.
Kekurangan ruang kelas ini akhirnya membuat pihak sekolah membagi kegiatan belajar dalam tiga sesi. Itu juga ditambah dengan empat kali pemantapan. Sesi pertama dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir di pukul 12.30 WIB. Sesi kedua akan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Dan akan dilanjutkan dengan pemantapan siswa kelas VI dan remidial siswa kelas V hingga pukul 21.00 WIB.
Zainuddin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah cara untuk memantik perhatian pemerintah terhadap sekolah yang ia pimpin. Namun, sayang, pemerintah tak kunjung turun tangan. Padahal, sudah banyak prestasi yang diukir.
Pada tahun 2013, misalnya, siswa SDN 004 Batuampar berhasil menyabet juara V dalam Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Brawijaya Malang. Saingannya berjumlah 37.425 siswa dari seluruh SD di Indonesia. SDN 004 Batuampar juga ternyata terpilih menjadi pilot project atau sekolah percontohan untuk kategori bersih dan sehat se-Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2013.
Setiap bulannya, SDN 004 Batuampar mendapat kunjungan dari SD-SD lain se-Indonesia. Terakhir dari Kepala Sekolah Kalimantan. Selain itu, SDN 004 Batuampar juga sering dikunjungi siswa-siswa SD dari Malaysia dan Singapura. Bukan hanya sekedar berkunjung tetapi juga melakukan micro teaching. Guru-guru SDN 004 mengajar para siswa Singapura. Sementara para siswa SDN 004 akan diajar guru-guru Singapura.
”Sekarang ini kami masih bisa bertahan. Tapi mau sampai kapan? Lama-kelamaan kami pun akan sampai di titik jenuh,” kata Zainuddin lagi. (bp/ceu)



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

SDN 004 Batuampar Kekurangan Ruang Kelas