informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Mesin Pompong Listrik Bertenaga Hybrid Tercipta Di Kampus Politeknik Batam

Mahendra Prisca, Mahasiswa Politeknik Negeri Batam Ciptakan Mesin Pompong Listrik Bertenaga Hybrid
BATAM HARI INI - Ada yang menarik dari proyek tugas akhir Mahendra Prisca. Mahasiswa semester akhir Politeknik Negeri Batam ini membuat sebuah sistem mesin listrik tenaga hybrid untuk pompong. Sistem ini cocok untuk warga Kepri.

Pompong itu sejenis perahu kayu bermesin tempel. Di Batam ini, keberadaan pompong dapat ditemui di wilayah pesisir pantai. Seperti di pantai-pantai Batubesar, Tanjungpiayu, dan Tanjungpinggir Sekupang.

Lantaran ukurannya yang tak terlalu besar, pompong difungsikan sebagai alat penyeberangan jarak dekat. Seperti untuk mengantar guru-guru berangkat mengajar ke Pulau Akar. Mereka berangkat dari pelabuhan kecil di Jembatan Barelang II.

Atau juga seperti yang terjadi di pelabuhan tikus Sekupang. Yang mengantarkan masyarakat dari Batam ke Pulau Belakangpadang atau sebaliknya. Begitu juga jika mereka ingin berpindah dari Belakangpadang ke Pulau Sambu.

Pompong tenar bagi masyarakat hinterland. Sangat membantu meskipun boros. Soalnya, mesin tempel pompong meminum solar yang tak sedikit. Ini yang sering dikeluhkan masyarakat.

Belum lagi dampaknya bagi lingkungan perairan. Limbah minyak hasil perputaran mesin tempel secara otomatis akan dibuang ke laut lepas ketika ia melaju. Ini berbahaya bagi kehidupan laut.

Nah, kekurangan mesin tempel itu yang menjadi semangat bagi Mahendra Prisca untuk membuat sebuah sistem baru. Mahasiswa program studi Elektronika jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam ini memadukan sistem pembangkit tenaga listrik dan sistem motor listrik. Hasilnya, jadilah sistem kontrol switching automatic charging pada pompong listrik hybrid. Ini menjadi proyek tugas akhirnya.

”Bulan September 2013 diujikan. Disidangkan, hasilnya lulus,” kata Mahendra saat ditemui di laboratorium jaringan Politeknik Negeri Batam.

Cara kerja sistem ini sederhana. Mesin itu tak lagi menggunakan solar sebagai bahan bakar utama. Tetapi menggunakan listrik. Listrik itu dari dua sumber energi. Pertama, energi surya. Kedua, energi gerak.

Energi surya yang Mahendra gunakan dihimpun dari solarcell. Hasil dari solarcell kemudian masuk ke dalam baterai. Ia menggunakan dua buah baterai dalam bentuk aki. Sistem pengisiannya dibuat otomatis. ”Solarcell itu rencananya akan dipasang di tenda pompong,” ujarnya.

Ketika siang hari, pompong akan memanfaatkan tenaga dari sinar matahari. Namun, ketika malam tiba dan tidak ada cahaya matahari, mesin akan memanfaatkan energi gerak generator. Pengubahan sistem pengisian dari energi surya ke energi gerak juga berlangsung secara otomatis.

Ketika menggunakan generator, pompong ini akan mengisi baterai hanya ketika ia melaju. Ketika ia diam, baterai tak akan terisi. Namun, pompong itu akan tetap berjalan sebab, satu mesin akan dilengkapi dua buah baterai. Satu baterai yang kosong akan terisi secara otomatis.

Mahendra menggunakan program smart relay untuk mengatur perpindahan beban pada baterai. Sistem pemrograman ini menjadi sistem kerja keseluruhan proyek ini. ”Saya mengubah sistem dieselnya menjadi sistem baterai,” tambahnya.

Kamarudin, Dosen Elektronika yang juga menjadi dosen pembimbing bagi Mahendra mengatakan, sistem ini sangat cocok diterapkan di Kepri, terutama di Batam. Sebab wilayah perairan di Kepri lebih besar ketimbang wilayah daratan. Masyarakat pun masih banyak yang menggunakan pompong sebagai alat transportasi.

Sistem ini pun memiliki keunggulan dari sistem sebelumnya. Ia tak boros bahan bakar minyak (BBM) sebab sama sekali tak menggunakan solar. Ia pun aman bagi lingkungan.

Kekurangan sistem ini akan nampak dari biaya materiil. Biaya pemasangan awal sistem sekaligus mesinnya akan lebih mahal daripada mesin tempel biasanya. Namun, tidak ada biaya harian. Yang ada adalah biaya perawatan. ”Apalagi Batam ini kan panas, mencari sumber tenaga untuk solarcell tentu akan lebih mudah,” ujarnya.

Proyek ini pun telah didaftarkan mengikuti seleksi Pekan Kreatifitas Mahasiswa tahun 2013. Proposal telah masuk di tingkat pusat. Apabila disetujui, proyek ini rencananya akan didanai pusat untuk dikembangkan lebih lanjut. ”Kalau untuk mesin, tak perlu takut. Mesinnya dipilih yang khusus tahan air. Jadi aman,” jelasnya. (wenny)



@



1 komentar - Skip ke Kotak Komentar

Anonim mengatakan...

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauchid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL.alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauchid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, Wassalamu Alaikum Wr Wr

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Mesin Pompong Listrik Bertenaga Hybrid Tercipta Di Kampus Politeknik Batam