informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Batam Dihadapkan Masalah Urbanisasi

Dapatkan info ter Update seputar P. Batam di : http://www.haluankepri.com/news/batam.html
Batam Dihadapkan Masalah Urbanisasi
BATAM HARI INI - Sebagai kota yang telah ditasbihkan menjadi kota industri, tingkat pertumbuhan penduduk di Batam setiap tahunnya diperkirakan mencapai 100 ribu jiwa. Secara nasional, Batam termasuk salah satu kota dengan pertumbuhan penduduk terpesat di Indonesia, dan menjadi kota tujuan urbanisasi dari daerah lain.

Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, persoalan urbanisasi hampir menimpa kota-kota besar di Indonesia. Bahkan di negera adidaya semacam Amerika Serikat pun, arus urbanisasi tak bisa dihindari.  Karena itu, Pemerintah Kota Batam memang sudah harus mempersiapkan diri menghadapi arus urbanisasi tersebut. 

Kata Dahlan, berdasar pengalamannya saat belajar di Universitas Harvard, diketahui bahwa masyarakat yang tinggal di kota-kota besar di Amerika, adalah para kaum urban. Saat ini, hanya sekitar 30 persen saja  warganya yang masih tinggal dipedesaan.

"Masyarakat di Amerika cenderung pindah ke kota atau yang disebut urbanisasi, hanya 30 persen saja yang memilih tinggal di desa," katanya, Rabu (28/5) di Batam Centre.

Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam mencatat, pada tahun 2013, pertambahan penduduk di kota ini mencapai 97.757 orang. Pertumbuhan penduduk paling banyak disumbang dari pendatang baru sekitar 65 persen dan kelahiran sekitar 35 persen.

Jika pada tahun 2013 jumlah penduduk Batam sebanyak 1,2 juta jiwa, maka jumlah penduduk pada 2015 nanti diprediksi akan mencapai 1,4 juta jiwa. Tahun ini, hingga bulan April 2014, jumlah penduduk di Batam sebanyak 1.255.172 jiwa. 

Banyaknya perpindahan penduduk atau warga dari desa ke kota, lanjut Dahlan, menimbulkan ancaman pangan karena masyarakat yang mau bercocok tanam atau bertani semakin berkurang.

"Ini sama seperti Indonesia, khususnya Batam dimana penduduk atau masyarakatnya dominan berdatangan dari kampung halamannya. Mereka merantau untuk bekerja di sini," kata Dahlan. 

Selain Batam, kota lain di Indonesia yang menjadi tujuan urbanisasi adalah Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Medan. Meski demikian, Dahlan masih melihat hal positif dari gerakan urbanisasi tersebut.

"Lapangan kerja yang tersedia di daerah perkotaan dapat diisi di semua lini, mulai dari level bawah hingga atas," katanya.

Sayangnya, lanjut Dahlan, tidak semua masyarakat urban siap menghadapi pola hidup di kota modern. Ia menyontohkan, tindakan membuang sampah sembarangan dan membawa motor hingga ke tengah badan jalan.

"Di kampung tak punya motor, ketika sudah di Batam punya motor tapi jalannya terus di tengah dan ugal-ugalan. Begitupun yang belajar dan punya mobil di Batam. Ini salah satu contoh kecil masalah masyarakat urban," katanya. 

Sedangkan konsekwensi bagi pemerintah, kata Dahlan, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan warganya. Mulai dari penyediaan listrik maupun air bersih dan juga sistem drainase.

Bertambahnya jumlah penduduk, kata Dahlan, berarti kebutuhan akan listrik dan air bersih juga meningkat. Itu menjadi tugas pemerintah untuk mempersiapkannya. Begitu pula dengan kbutuhan jalan raya dan sarana-prasarana pendidikan.

Dalam beberapa kesempatan, Dahlan juga sudah menyatakan bahwa Pemerintah Kota Batam akan melakukan pemekaran dari 12 kecamatan menjadi 20 kecamatan pada 2015. Pemekaran itu sebagai konsekuensi dari pertambahan penduduk.

"Kecamatan di Batam akan dimekarkan pada 2015 mendatang. Hal ini mengingat jumlah penduduk Batam yang sudah tidak terbendung lagi," katanya.

Kata Dahlan, pemerintah sudah melakukan kajian dan hasilnya dibutuhkan penambahan kecamatan untuk mengurangi beban kerja camat dan mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Rencananya, pemekaran dilakukan di Kecamatan Batam Kota yang dipecah menjadi tiga kecamatan, Sagulung tiga kecamatan dan Batuaji empat kecamatan.

World Cities Summit

Ahmad Dahlan mengatakan, persoalan urbanisasi yang dihadapi kota-kota di berbagai negara akan dibahas dalam acara World Cities Summit di Singapura yang digelar mulai Minggu (1/6) sampai Selasa (3/6) mendatang. Dahlan adalah salah satu walikota di Indonesia yang diundang dalam perhelatan pertemuan Walikota Sedunia tersebut.

Kata Dahlan, dalam acara itu, akan dibahas semua permasalahan tentang kota di masing-masing daerah. 
"Insya Allah saya akan menghadiri pertemuan Walikota Sedunia itu. Karena tak semuanya (Walikota di Indonesia) diundang," kata Dahlan.

Kata dia, pembahasan saat urbanisasi tersebut, merupakan permasalahan diseluruh dunia. "Bukan hanya di Indonesia saja, tapi seluruh dunia akan membahasnya nanti di sana," katanya. 

"Batam tidak tampil sebagai narasumber, hanya dua walikota saja yang tampil yakni dari Roterdam, Belanda serta Walikota Rabat, Maroko yang akan berbicara tentang permasalahan tersebut (urbanisasi). Beberapa narasumber juga akan dihadirkan untuk membahas permasalahan urbanisasi secara komperehensif. 

"Diskusi berlangsung bebas dan ada tanya jawab," ucapnya. 

Berdasarkan pengalaman saat mengikuti ajang serupa dua tahun lalu di Singapura, kata Dahlan, seluruh  Walikota yang hadir dibagi menjadi beberapa kelompok atau komisi untuk berdiskusi. Pembahasannya dibagi dalam beberapa topik. 

"Dua tahun lalu hanya tiga Walikota dan beberapa bupati di Indonesia yang ikut acara itu," ungkapnya. Dahlan mengaku tidak mengetahui masuk dalam komisi apa. Namun jika boleh memilih, Dahlan lebih memilih komisi yang membahas infrastruktur kota. (byu)



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Batam Dihadapkan Masalah Urbanisasi