informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Menyoal Modus Modus Penimbunan Elpiji 3 Kilogram di Batam

Dapatkan info ter Update seputar P. Batam di : http://batampos.co.id/baca/batam
Ini Modus Penimbunan Elpiji 3 Kilogram di Batam
BATAM HARI INI - Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Mesrawati meyebutkan bahwa kelangkaan elpiji tiga kilogram yang terjadi selama ini, karena permainan pangkalan. Modusnya membuka segel agar tabung gas terlihat kosong.

”Saya melihat sendiri kejadian itu,” ujar Mesrawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kota Batam, Senin (26/5) lalu.

Akibat ulang pangkalan ini, masyarakat kesulitan mencari elpiji. Setiap tempat yang mereka datangi selalu mengaku kehabisan stok. Menurutnya, kelangkaan ini dimanfaatkan spekulan untuk menjual dengan harga di atas ketentuan atau di atas harga eceran tertinggi (HET). Mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.

Kepala Disperindag dan ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad, mengaku tak mengetahui modus baru pangkalan itu. ”Apabila ada pangkalan yang seperti itu (segel dibuka, red) pasti saya tindak. Kami cabut izin pangkalannya,” janji Amsakar.

Menurut Amsakar, berkurangnya elpiji tiga kilogram karena Pertamina melakukan pengurangan kuota. Hal tersebut mencuat dalam rapat bersama Komunitas Intelijen Daerah (Kominda).

Pertamina, sambungnya, menyuplai elpiji  tiga kilogram melihat dari kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Berdasarkan kartu survei tahun 2014, penggunaan solar berkurang sekitar 216 ribu kiloliter. Pertamina berasumsi sama dengan penyaluran gas tiga kilogram, sehingga mengurangi subsidi BBM dan gas bersubsidi secara bersamaan.

Untuk mengatasi kebutuhan masyarakat, Disperindag akan mengadakan operasi pasar setiap Kamis dan Jumat. Setiap operasi pasar biasanya disitribuskan 3 LO (satu LO sekitar 740 tabung).

Kendati demikian, kata Amsakar, dalam operasi pasar kali ini, dia belum mengatahui jumlah serta tempat yang akan menjadi target operasi pasar. ”Paling sekitar Batamcentre, Batuaji dan Batuampar,” ungkapnya.

Kecewa dengan Pemko

Beberapa pekan terakhir kelangkaan gas terjadi di seluruh wilayah Batam, juga dirasakan oleh warga yang tinggal di sekitar Perumahan Botania, Batamcenter. Warga pun kecewa dengan Pemerintah Kota Batam karena sebagian besar masyarakat kesulitan mendapatkan gas bersubsidi itu. Sedangkan ada pemilik-pemilik pangkalan nakal yang menjual harga tinggi tapi tidak ditindak.

”Bagaimana kita masak, gas habis di setiap agen maupun pangkalan yang didatangi. Kalau pun ada harga gasnya lebih mahal. Agak kecewa kita sama pemerintah,” ujar Yuli, ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan Botania.

Yuli mengungkapkan kalau dia sering melihat orang yang beli gas dalam jumlah banyak. ”Saat gas tabung tiga kilogram masuk pasti ada orang yang langsung membeli gas dalam jumlah yang banyak. Biasanya dia bawa pakai becak motor atau mobil,” ujarnya.

Hal ini juga diamini Neneng, karyawan di salah satu usaha laundry di Botania. ”Iya pak. Kadang saat gas baru datang, kita samperin ke sana. Eh… tahunya sudah habis. Saya jadi bertanya kok cepat sekali habisnya. Saya rasa para pangkalan-pangkalan ini bermain. Dia jual ke pengecer lain sehingga harga lebih mahal dari harga seharusnya,” ujar Neneng.

”Ini saya baru saja beli gas (3 kilogram, red) dengan harga Rp 20 ribu. Ya, dari pada tidak bisa masak, terpaksa beli gas dengan harga yang jauh dari harga seharusnya,” ucapnya.

Menurut pengkuan beberapa warga, kelangkaan gas ini sudah berlangsung selama tiga hari ini. Beberapa warga juga membenarkan adanya harga gas 3 kg yang dijual lebih mahal dari seharusnya.

”Para pengecer pasti bermain. Gas ada tapi mereka bilang tidak ada. Jadi nanti saat gas langka, mereka bisa jual dengan seenaknya,” ujar warga Botania lainnya.

Kepala Bidang Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Disperindag Kota Batam, Amiruddin yang dihubungi, mengatakan Disperindag sudah sering melakukan razia terhadap pengecer-pengecer yang menjual gas di atas harga yang seharusnya.

”Kita akan menindak kalau ada pangkalan-pangkalan yang nakal. Biasanya yang beli sebanyak tiga atau empat tabung itu wajar. Biasanya untuk usaha kecil menengah,” ujar Amiruddin.

Tapi, sambungnya, apabila yang dijual dalam jumlah banyak atau lebih dari lima tabung itu patut dipertanyakan. ”Kalau terbukti pangkalan bermain curang akan kita cabut izin pangkalannya,” janjinya. (ian)



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Menyoal Modus Modus Penimbunan Elpiji 3 Kilogram di Batam