Dorong Kepri Jadi Pilot Project Pengelolaan Cagar Budaya Bawah Laut |
BATAM NANTI - Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendid Bud) RI, Prof Kacung Marijan mengatakan bahwa perairan Kepri bisa menjadi pilot project dalam penanganan cagar budaya bawah laut.
" Dengan potensi yang ada, kita mendorong Kepri menjadi pilot project penanganan cagar budaya bawah laut," ungkap Kacung Marijan saat membuka Rapat Singkronisasi Program dan Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya di Aula Hotel 89 Winsor, Rabu (18/6).
Potensi tersebut, lanjut dia, karena Provinsi Kepri yang terdiri dari 96 persen lautan dan menjadi lalu lintas kapal-kapal besar sejak dahulu kala hingga saat ini. Sehingga sangat dimungkinkah banyak kapal tenggelam dan banyak potensi peninggalan cagar budaya di dalamnya.
" Sejarah mencatat sampai saat ini, Kepri menjadi wilayah pelayaran terpadat," katanya.
Dengan kondisi itu, Marijan mengatakan sangat kuat dugaan banyak barang berharga dan punyai nilai sejarah di perairan Kepri, dan ini juga dibuktikan dengan adanya fakta pencurian barang-barang berharga di Kepri.
" Kami akan siapkan sumber daya manusia yang bisa melakukan identifikasi dan survei terhadap keberadaan barang-barang bersejarah tersebut," ucap Marijan.
Untuk tujuan tersebut, Marijan berjanji akan segera melakukan penandatanganan penetapan kawasan perairan Kepri sebagai wilayah percontohan (pilot project) pengelolaan cagar budaya bawah laut.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Kepri, Aripin Nasir mengatakan Kepri merupakan provinsi yang memiliki banyak cagar budaya, baik di dasar laut maupun di darat.
Seperti halnya di Kabupaten Natuna, Bintan dan Lingga, sangat banyak cagar budaya peninggalan sejarah kejayaan masa lalu ditemukan. Karena itu, pihaknya mendukung adanya cagar budaya di Lingga dengan memberikan bantuan Rp2 miliar untuk membangun museum.
" Kita komit bantu, tahun depan sekitar Rp4 miliar kita bantu pembangunan museum di Natuna," ujar Arifin.
Dengan adanya Cagar Budaya tersebut, ia sangat berharap benda-benda cagar budaya yang ada bisa diselamatkan setelah ditemukan nantinya.
" Banyak yang ditemukan, tapi terkadang tidak bernilai karena dianggap bukan barang berharga, karena Kepri belum memiliki museum representatif," terangnya.
Karena itu, ia sangat mendukung bantuan pembangunan museum di Natuna dan Lingga, dan juga mendukung penuh rencana menjadikan Kepri sebagai pilot project penanganan Cagar Budaya bawah laut.
" Kita menyambut baik rencana pusat, karena ini sudah ditunggu-tunggu sejak lama," ungkapnya.
Turut hadir, perwakilan TNI AL, Kantor Bea dan Cukai, Polri, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota/Kabupaten di Kepri. (ays)
@
Tagged @ Batam Nanti
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten