BATAM HARI INI - Pelaksaan pemilu di Batam selain menemukan berbagai masalah dalam rapat pleno yang dilakukan, baik di PPK dan KPU, juga banyak terjadi kecurangan dar para caleg untuk memuluskan tujuannya. Praktik politik uang, penggelembungan suara akhirnya terkuak dari masyarakat meskipun pemungutan suara sudah dilakukan.
Sesuai data yang diperoleh wartawan, terjadi praktik politik uang terjadi di beberapa daerah perumahan dan penggelembungan suara di beberapa TPS. Beberapa politik uang yang diakui warga yang tinggal di berbagai tempat, seperti di kawasan Citra Batam, masing-masing warga mendapat uang Rp200 ribu untuk memilih caleg DPRD kota, provinsi dan DPR RI dari PAN.
"Kami diberi Rp 200 ribu per kepala untuk memilih caleg dari PAN, baik untuk kota, provinsi dan DPR RI," ungkap L, warga yang tinggal di Citra Batam kepada wartawan saat ditemui di kantor perwakilan Perindo, Sei Panas, Jumat (25/4/2014).
Selain L, warga Perumahan Barata di Sagulung yang berinisial A juga mengakui warga disana diberi uang Rp200 ribu per kepala dari Partai Golkar agar memilih caleg nya, baik di kota, provinsi dan DPR RI.
Hal yang sama juga terjadi di Tanjungpiayu sebagaimana diutarakan SW, warga setempat. Masing-masing warga mendapat jatah Rp PAN untuk caleg DPR Ri dan PDI Perjuangan caleg DPRD kota Batam.
Selain itu, juga masih banyak terjadi politik uang di berbagai tempat, seperti kawasan Citra Batam, kawasan Lubuk Baja, Baloi Kolam, Batu Ampar serta beberapa kawasan lainnya, dengan rata-rata masyarakat mendapatkan uang Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per kepala.
Di samping itu, pada TPS 28 Tiban Asri menurut warga setempat berinisial D, terjadi penggelembungan suara yang dimotori PAN, pemilik yang sudah terdaftar tidak diberikan hak memilih karna sudah digunakan hak pilihnya oleh orang lain.
"Kecurangan berasal dari timses caleg DPR RI PAN dan ditunggangi orang bayaran untuk memilih terlebih dahulu," ungkap D.
Kecurangan lainnya juga timbul di TPS 30, Tiban Pesona Rabayu. Ada kecurangan surat suara yang sudah dicoblos terlebih dahulu dilakukan PAN, PDIP dan Nasdem. Kondisinya diakui oleh I, warga setempat.
Parahnya lagi, Kelurahan Setokok dan di pulau-pulau, pencoblosan dilakukan beramai-ramai dan melipat kertas suara juga dilakukan beramai-ramai yang dilihat PPS dan Polisi, namun tidak melakukan tindakan sama sekali.
Beragam kecurangan tersebut dibongkar para warga karena melihat semakin kacaunya proses pemilihan umum di Batam, dan sengaja berkumpul di kantor DPW Perindo untuk menyatukan suara untuk meminta pemilu di Batam diulang kembali.
"Kami berkumpul untuk menyuarakan agar pemilu diulang kembali. Mana pemilu yang bersih, jujur dan bersifat rahasia? Kami tidak menemukan hal tersebut. Karena itu, kami ingin pemilu diulang," jelas salah satu warga.
Editor: Dodo
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Politik.
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten