Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batam |
BATAM HARI INI - Memperingati hari Kesatuan Gerak PKK Kota Batam ke-42 tahun 2014, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam bekerjasama dengan PKK Kota Batam menggelar lomba busana dan tata rias pengantin Melayu sesuai pakemnya, di lantai dasar BCS Mall, Rabu (23/4).
Ketua Panitia Tetty Sandra Yusfa Hendri saat memberikan sambutan mengatakan, perlombaan ini, diikuti 65 peserta yang berasal dari seluruh kecamatan se-Kota Batam. " Kami juga mengadakan workshop busana pengantin Kepri di gedung LAM tanggal 25 April besok, "katanya.
Ia juga menyebutkan, selain lomba busana dan tata rias pengantin, juga ada lomba pidato yang diikuti sebanyak 12 orang, dan lomba berbalas pantun diikuti sebanyak 12 tim.
" Tujuan digelarnya kegiatan seni budaya tradisi adat Melayu ini adalah untuk melestarikannya, "ucap Tetty.
Walikota Batam yang diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan Syuzairi menyebutkan, Pemko Batam mengapresiasikan kegiatan ini. Letak geografis Batam yang berdekatan dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia menyebabkan busana menjadi persoalan yang menarik untuk diperlombakan.
" Sebentar lagi kita memasuki era masyarakat ekonomi ASEAB. Dimana diberlakukannya perdagangan bebas dan kita berharap tata rias tetap dipertahankan, "ungkapnya.
Menurut dia, tata rias pengantin Melayu ini harus dipertahankan, karena jati diri bangsa. Ia mencontohkan Jepang. Meskipun sudah lebih maju dari Indonesia, mereka tetap mempertahankan busananya seperti Kinomo.
" Seharusnya kita juga tetap mempertahankan budaya kita, khususnya di Batam Melayu. Karena disini multi etnis, "ungkapnya.
Syuzairi mengharapkan, kegiatan seperti ini, harus dilaksanakan secara rutin. Dengan harapan bisa diimplementasikan dan dipedomani dalam kehidupan sehari-hari.
" Saya mengharapkan, agar PKK dan Dispar bisa berkelanjutan membuat acara seperti ini. Dan Kami berharap kegiatan ini kedepannya lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya untuk Batam saja, harus disemarakan di tiap kelurahan, masyarakat Melayu lebih dominan di pulau-pulau dan pesisir, "ujarnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batam Mariana Ahmad Dahlan mengharapkan, kreatif ini bisa dijadikan icon Batam sebagai budaya Melayu di tingkat internasional, berbagai etnis budaya namun tetap berpayung kepada budaya Melayu.
Dikatakan dia, budaya Melayu harus terus dilestarikan, seperti budaya Jepang, hingga hari ini tetap mengutamakan budayakannya (kimono). Pakem budaya Melayu Kepri karena Batam atau Kepri, walaupun berkolaborasi untuk sama-sama menghargai budaya lainnya.
" Pantun, dimana bagian dari budaya melayu yang tidak pernah punah dan terus melestarikannya. Pantun bisa dilakukan siapapun asal perlu dilatih, dan tak lepas dari bakat, karena pantun memiliki nilai seni, beda dengan pidato (buka bakat) latihan demi latihan tanpa itu kita tidak bisa berpidato, "paparnya. (hk/byu)
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Pemko Batam
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten