informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

SELAMAT !!! Batam Pos Kalahkan 177 Karya Jurnalistik di Final Anugerah Adiwarta

BATAM HARI INI  – Batam Pos kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional. Karya tulis jurnalistik berjudul Caleg Keluarga yang ditulis Muhammad Nur dan Yermia Riezky yang terbit di majalah digital Batam Pos edisi 14 mampu menembus final Anugerah Adiwarta 2014. Tulisan tersebut menyisihkan 177 dari 180 karya jurnalistik terbaik dari berbagai media di Indonesia untuk kategori Indepth Reporting.
”Karya Anda bersaing dengan Majalah Tempo dan Analisa di final. Bisa menembus final di ajang penghargaan jurnalistik bergengsi ini sudah luar biasa,” ujar Tyas Soemarto, panitia Anugerah Adiwarta 2014 kepada Batam Pos, Senin (12/5) lalu.
Karya tulis jurnalistik Majalah Tempo yang bersaing ketat dengan Batam Pos berjudul Bisnis Haram Jamu Kimia ditulis Akbar Tri Kurniawan. Sementara karya Harian Analisa berjudul Nasib Parmalim di Lembar Kartu Penduduk ditulis Dedy Hutajulu.
Setelah melalui penjurian yang ketat, tiga dewan juri nasional; Praginanto, Ignatius Hariyanto, dan Yosep Adi Prasetyo, akhirnya menetapkan karya Majalah Tempo sebagai pemenang. Pengumuman dan pemberian penghargaan pada pemenang dan finalis digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta, Selasa (13/5) lalu.
”Meski yang juara Majalah Tempo, bagi kami bisa bersanding di final dengan majalah sekelas Tempo yang sudah puluhan tahun berkarya dibandingkan dengan kami majalah Batam Pos yang baru seumur jagung adalah pencapaian luar biasa. Apalagi bisa menyisihkan 177 karya jurnalistik terbaik lainnya,” ujar Pemimpin Redaksi Majalah Batam Pos, Muhammad Iqbal, kemarin.
Bukan hanya karya jurnalistik berjudul Caleg Keluarga yang mampu bersaing di ajang penghargaan jurnalistik Adiwarta itu, karya Majalah Batam Pos berjudul Predator Cabul yang juga ditulis Muhammad Nur dan Yermia Riezky, juga masuk 16 besar. Tulisan itu menyisihkan 164 karya jurnalistik lainnya dari berbagai media di Indonesia.
Selain kategori Indepth Reporting, Anugerah Adiwarta 2014 juga memperlombakan karya jurnalistik kategori Investigasi, foto berita, dan Karikatur. Karya Majalah Tempo berjudul Iming-iming Palsu Klinik Harapan yang ditulis tim investigasi Majalah Tempo yang terbit pada 10 Februari 2013 lalu, didaulat sebagai pemenang. Karya tersebut mengungkapkan penipuan sistematis dalam bidang kedokteran/pengobatan atau yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif dengan mengambil kasus sumbernya di Medan: Traditional Chinese Medicine (TCM).
”Keunggulan investigasi ini adalah persoalan yang dipilih suatu penipuan sistematik yang berujung pada kematian, yang melibatkan dokter dan para ahli dari luar dan dalam negeri yang punya jaringan luas,” kata Daniel Dhakidae, Phd, salah satu juri sebelum mengumumkan pemenang kategori Liputan Investigasi di Hall Dewan Pers, Selasa lalu.
Daniel juga mengungkapkan, investigasi tersebut berhasil masuk mencari inti persoalannnya, membongkar jaringan, dan memeriksa alat seperti resep yang ditulis dalam tulisan Tiongkok, mengecek unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam obat, dan lain-lain yang ujungnya menemukan penipuan sistematik yang tidak berada di luar jangkauan kekuasaan/birokrasi kesehatan/Kementerian Kesehatan.
”Dengan kata lain, ada dugaan keterlibatan birokrasi kesehatan setempat dengan uang semir bulanan sebagai imbalan,” kata Daniel.
Selain Daniel, juri untuk kategori ini adalah Saur Hutabarat dan Seno Gumira Ajidarma. Karya ini menjadi pemenang tunggal, tanpa ada finalis lainnya. Muhammad Nafi yang mewakili tim investigasi Majalah Tempo, menerima hadiah uang sebesar Rp 50 juta.
Sementara itu, kategori foto jurnalistik diraih pewarta foto asal LKBN Antara Medan, Septianda Perdana, lewat karnyanya berjudul
”Lindungi Kambingnya”. Septianda mengungguli dua finalis lainnya, Heru Sri Kumoro dari Harian Kompas dengan karyanya berjudul Buruh Pabrik Menerobos Banjir dan Kristianto Purnomo dari Kompas.com dengan fotonya berjudul Perbudakan di Tangerang.
Ketiga juri foto berita, Oscar Motulloh, Yudhi Sorjoatmodjo, dan Ray Bachtiar harus memilih satu saja pemenang dari 202 karya foto yang masuk ke panitia. Seperti halnya kategori Indepth Reporting (liputan mendalam, red), Septianda sebagai pemenang menerima hadiah uang sebesar Rp 25 juta.
Karikatur yang menjadi kategori baru dalam ajang penghargaan jurnaslistik Anugerah Adiwarta yang sudah berjalan sejak tahun 2006 ini, ternyata begitu diminati para karikaturis yang haus akan ajang lomba. Dalam kurun waktu penerimaan karya hanya dua bulan lebih, ada 100 karikatur yang masuk ke panitia.
Joko Luwarso dari matanews.com tak hanya berhasil membuat para juri terkesan dengan karyanya, tapi juga membuat tamu yang hadir dalam acara pengungerahan tak kuasa menahan gelak begitu karyanya yang berjudul Pembuktian Terbalik dimunculkan di layar.
Joko berhak atas hadiah uang tunai Rp 25 juta. Dua finalis lainnya untuk kategori ini adalah Jitet Kustana dari Harian Kompas dengan karya berjudul Harga-harga Terkendali dan Tommy Thomdean dari The Jakarta Post dengan judul karya 15th Reform Way.
Juri-juri karikatur adalah karikaturis senior seperti Pramono R. Pamoedjo,Priyanto S, dan T Soetanto.
Tentang Anugerah Adiwarta 2014
Anugerah Adiwarta 2014 adalah penghragaan terbaik untuk karya-karya sepanjang Januari 2013 hingga Desember 2013.
Penerimaan karya dilakukan antara 10 Februari hingga 15 April 2014. Selama kurun singkat tersebut, panitia menerima 503 karya dari empat kategori yang dilombakan, yaitu: Liputan investigasi untuk media cetak/online; Kategori Indepth Reporting untuk media cetak/online; Kategori Foto Berita untuk media cetak/online; dan Kategori karikatur untuk media cetak/online.
Dari 503 karya yang diterima, kategori Foto Berita yang paling banyak peserta yaitu 202 karya. Diikuti kategori In-Depth Reporting 180 karya, Karikatur 100 karya, dan Laporan Investigasi dengan 23 karya.
Karya-karya tersebut berasal dari 168 jurnalis/pekerja pers yang berasal dari 94 media lokal, 71 media nasional dan empat media multinasional. (uma)



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

SELAMAT !!! Batam Pos Kalahkan 177 Karya Jurnalistik di Final Anugerah Adiwarta