informasi berita layaknya sebuah koran yang ada di batam

Inilah Alasan Kenapa Tarif Listrik PLN Batam Naik

Tarif Listrik Naik karena PLN Batam Ngaku Terus Merugi
BATAM HARI INI – Penyesuaian Tarif Listrik Berkala (PTLB) menggunakan sistem segmentasi pelanggan yang disetujui Pemerintah Kota Batam tetap membawa konsekwensi besar.  Segmen rumah tangga misalnya, pelanggan harus rela merogoh kocek berkisar Rp 19 ribu hingga Rp 349 ribu setiap bulannya.

”Yang kena PTLB itu segmen sedang hingga besar, mulai dari 1.300 volt ampere (VA) hingga 100.101 VA, baik rumah tangga, sosial, hingga segmen publik seperti kantor pemerintahan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Kadisperindag dan ESDM) Kota Batam, Amsakar Achmad, Selasa (20/5).

tagihanlistrikNamun khusus segmen rumah tangga dan sosial kecil di bawah 1.300 VA, kata Amsakar, tidak mengalami penyesuaian tarif.

Amsakar mengatakan, pelanggan  PLN terdiri dari 24 kategori, mulai dari segmen bisnis, industri, rumah tangga, sosial, multiguna hingga pemerintahan. Baik skala kecil, sedang, besar, hingga sangat besar. Pra bayar maupun pascabayar.

Ia merinci, segmen rumah tangga dibagi menjadi empat golongan. Rumah tangga kecil, sedang, besar, hinga golongan rumah tangga sangat besar. Rumah tangga kecil dibawah 1.300 VA tidak ada penyesuaian. Rumah tangga sedang pemakaian 1.300 VA hingga 2.200 VA mengalami penyesuaian mulai Rp 19 ribu hingga Rp 37 ribu. Rumah tangga besar dengan pemakaian 3.500 VA hingga 5.500 VA penyesuaian Rp 165 ribu hingga Rp 259 ribu. Sedangkan segmen rumah tangga sangat besar dengan pemakaian 6.600 VA hingga 7.700 VA mengalami penyesuian Rp 311 ribu sampai Rp 349 ribu.

Segmen sosial dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kecil, sedang, dan besar. Kategori sosial kecil di bawah 3.500 VA tidak dilakukan penyesuaian. Sosial sedang mulai 3.500 VA hingga 7.700 VA penyesuaian Rp 30 ribu hingga Rp 66 ribu. Sedangkan sosial besar pemakaian 3.45 ribu VA hingga 55 ribu VA seperti halnya Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) penyesuaiannya Rp 7,4 juta hingga Rp 11,9 juta.

Sementara itu, segmen publik atau kantor pemerintahan juga dibagi menjadi tiga bagian, yakni kecil, sedang, serta besar. Segmen ini kenaikannya cukup besar, bahkan yang kecil pun dilakukan penyesuaian. Segmen publik kecil seperti Kantor Urusan Agama (KUA) dan kelurahan mulai dari 450 VA hingga 2.200 VA penyesuaianya Rp 22 ribu hingga Rp121 ribu.

Adapun untuk segmen publik sedang seperti kantor kecamatan penggunaan 3.500 VA hingga 11 Ribu VA penyesuaian antara Rp 197 ribu sampai Rp 620 ribu. Publik besar seperti kantor Wali Kota Batam pemakaian 345 ribu VA hingga 100.101 VA penyesuiannya Rp 19 juta sampai Rp 64 juta. ”Segmen publik ini memang paling besar,” ujar Amsakar.

Khusus segmen bisnis dan industri, sambungnya, penyesuaian maksimal dua persen, baik kecil, sedang, maupun besar. Hal tersebut berdasarkan hasil diskusi bersama pihak pengusaha seperti Apindo. Pengusaha meminta penyesuaian tidak terlalu tinggi, karena iklim investasi sedang lesu. Selama ini, segmen bisnis dan industri mensubsidi segmen rumah tangga. ”Penyesuian dua persen saya kira sudah proporsional,” sebut Amsakar.

Ia menambahkan, angka usulan tersebut belum ditandatangi Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan. Setelah ditandatangani, usulan yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut akan diusulkan ke DPRD Kota Batam. ”Angka ini belum menjadi keputusan final untuk diberlakukan, karena harus disetujui oleh DPRD,” ungkapnya.

Disinggung angka tersebut lebih besar dari presentase yang diajukan, Amsakar menjawab bahwa hal itu tidak terlalu tinggi. Besaran hanya masuk break event point (balik modal). ”Tak ada untung, tapi tidak rugi,” kata Amsakar.

Dia menambahkan, PTLB sudah beberapa kali berjalan di Batam, namun baru kali ini prosesnya panjang karena menuai penolakan dari masyarakat. Padahal di PLN Persero, PTLB otomatis berlaku bila tiga atau salah satu dari tiga komponen PTLB seperti kurs dolar, inflasi, dan kebutuhan energi primer mengalami perubahan.

PTLB, kata Amsakar memang sangat dipengaruhi tiga komponen tersebut. Jika naik penyesuiannya cenderung naik, sebaliknya bila turun juga turun.

Presiden Direktur PLN Batam, Dadan Kurniadipura, mengatakan tidak adanya penyesuaian membuat PLN merugi Rp 3 miliar perbulan karena yang dijual di bawah biaya pokok produksi (BPP). Bahkan, hal tersebut membuat PLN kalang kabut.

Bukan hanya tidak bisa berinvestasi untuk membangun pembangkit, PLN juga terancam tidak bisa membeli biaya pokok primer baik gas maupun batubara.

”Karena keuangan kita terbatas. Bila ini dibiarkan, tinggal menunggu saatnya saja. Ini bukan ancaman, namun kenyataan,” bebernya.

Menurut Dadan, keadaan itu sudah disampaikan kepada pelanggan. ”Bila nanti terjadi sesuatu, jangan PLN yang disalahkan,” katanya lagi.

Dadan menilai, tarif yang ada saat ini jauh di bawah harga PLN persero. Padahal pemadaman yang dilakukan PLN persero jauh lebih lama. ”Boleh dibandingkan dengan Tanjungpinang terlebih Medan. Kalau Batam, pemadaman karena pemeliharaan,” katanya.

Menurutnya, PLN persero disubsidi ketika penyesuaian maupun kenaikan tarif dasar ditolak. Sementara PLN Batam hanya menanggung sendiri.  Perusahan manapun, menurutnya, harus mempunyai keuntungan untuk keberlangsungan perusahaan maupun keandalan kelistrikan di Batam. Penyesuaian akan membantu keuangan PLN Batam.

Bila sudah sehat, sambungnya, PLN mempunyai rencana yang besar, tak ada pemadaman. Membangun pembangkit, cadangan daya ketika ada mesin dilakukan pemeliharaan. ”Saat ini kita hanya mempunyai 10 persen saja,” ujarnya lagi.

Akhir 2014, PLN mempunyai pembangkit cadangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tanjunguncang sebesar 120 MW. Ketika Tanjungkasam dilakukan pemeliharaan, bisa diambil alih oleh Tanjunguncang. Pembangunan Tanjunguncang mengambil pinjaman dari PLN persero yang harus dibayar oleh PLN Batam.

Bila pertumbuhan pelanggan terus meningkat, kata Dadan, musti dibangun kembali cadangan pembangkit lainnya. Sama halnya seperti Tanjungkasam sebelumnya menjadi pembangkit utama, PLN bahkan menjanjikan tak ada pemadaman. ”Namun pertumbuhan terus meningkat, sehingga harus ada daya cadangan lain. Begitu pun Tanjunguncang, bila pertumbuhan meningkat harus ada cadangan lain,” ucapnya lagi. (Batampos/hgt/ian)



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Inilah Alasan Kenapa Tarif Listrik PLN Batam Naik