Antrian kendaraan solar di Batam |
BATAM HARI INI - Penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Kota Batam semakin merajalela dan seolah tidak bisa dihentikan. Ulah para maling itu mengakibatkan kelangkaan solar terus terjadi.
Nyaris setiap hari antrian panjang terlihat di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di Kota Batam. Antrean terutama terjadi saat pasokan solar dari Pertamina masuk ke SPBU. Mobil-mobil yang antre untuk mengisi solar mengular hingga ke jalan raya sehingga kerak menimbulkan kemacetan.
Seperti pantauan Sabtu (19/4), antrean kendaraan yang hendak mengisi solar terlihat di hampir seluruh SPBU, seperti SPBU Taman Kurnia Djaya Alam (KDA) Batam Centre, SPBU depan Graha Kepri Batam Centre, SPBU Kapital Raya Batam Centre, SPBU Pelita, SPBU Tanjunguncang, dan SBPU Tembesi. "Sejak pagi antrean panjang. Kami harus menunggu hingga sekitar hampir satu jam agar bisa mendapatkan solar," kata seorang supir truk tanah, Rusli di SPBU depan Graha Kepri.
Rusli mengaku kondisi tersebut berpengaruh pada pekerjaannya karena membutuhkan waktu lama hanya untuk mengantre solar.
Warga Batam Centre yang melintas sekitar SPBU tersebut mengeluhkan kemacetan akibat antrean kendaraan saat ingin mengisi solar. "Jalannya jadi macet parah karena sebagian digunakan untuk antre puluhan mobil. Sementara ada juga pengerjaan perbaikan jalan," kata Roni.
Kemacetan lebih parah terjadi di terowongan Pelita hingga SPBU yang berjarak sekitar 500 meter. Kendaraan mulai tersendat saat hendak masuk terowongan yang menghubungkan Batam Centre dengan Nagoya tersebut. Meski macet parah, tidak nampak petugas kepolisian ataupun petugas SPBU mengatur lalulintas.
Berdasarkan pengamatan Haluan Kepri, banyak mobil yang ikut mengantre solar merupakan mobil yang digunakan untuk melangsir solar. Mobil-mobil itu umumnya jenis sedan dan sudah tua. Setiap kali solar masuk ke SPBU, mobil-mobil itu nyaris selalu ikut dalam antrian.
Salah satu pelangsir solar yang tak mau dituliskan namanya mengatakan saat ditemui di SPBU di kawasan Batuaji, kemarin, mengaku tertarik menekuni pekerjaan ini sebab mendapat keuntungan yang lumayan besar. Setiap liter, ia menuturkan mendapat untung Rp1.000. "Saya untung Rp1.000 per liter. Lumayan bisa untuk biaya hidup sehari-hari," katanya.
Pria kurus ini mengaku, dari hasil kerjanya, tiap hari dirinya bisa mendapat penghasilan hingga Rp800.000 hingga Rp1 juta. "Kami harus targetkan dapat solar 10 ton dari dua daerah SPBU ini. Mumpung pihak kepolisian sibuk dengan pengamanan pemilu, kan lumayan untungnya. Sedangkan pihak kepolisian dan lainnya tak mungkin razia sementara pemilu belum siap," ujarnya sambil tersenyum.
Konon, aksi para pelangsir solar ini bisa berjalan mulus karena telah bekerja sama dengan pihak SPBU. Pihak SPBU bersedia melayani karena mendapat keuntungan dari pelangsir. Setiap hari, sedikitnya 10 ton solar bersubsidi dari dua SPBU di kawasan Batuaji disebut mengalir ke lokasi penimbunan.
Antoni, salah seorang pengguna jalan yang bertempat tinggal di perumahan Pluto Batuaji mengatakan, antrean mobil yang hendak mengisi solar di SPBU Tanjunguncang selalu menimbulkan kemacetan. Apalagi, kata dia, sopir mobil-mobil yang mengantre seenaknya antre hingga memakan badan jalan. "Gara-gara ada antre ini, kami jadi sering terlambat ke tempat kerja," katanya.
Pihak pengelola SPBU Tanjunguncang tidak bersedia memberi keterangan ketika dimintai konfirmasi soal dugaan banyaknya pelangsir yang beraksi di SPBU-nya. (hk/ant/cw75)
@
Tagged @ Berita Batam.
Tagged @ Kriminal
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten